Friday, December 21, 2018

Jepang Sharing 03 - 8 November 2018 -

2018年10月ごろより定例となった、ハラールギョウザの美味しいお店にて行われている、私の現在一緒に日本語を学んでいる学生たち(BINUS大学)と、ジャカルタで働く知人・友人・元教え子(マラナタ大学)の集いを、今の教え子たちにお願いして記事にしてもらいました。
日本語や日本文化を大学で学んだ先輩たち(ゲスト)を呼んで、現在大学で日本語や日本文化を学んでいる学生たち(ホスト)が質問し、様々なことを聞きます。社会に出る前に何を学ぶべきなのか、大学卒業後はどういう道があるのか、日本語や日本文化を学ぼうとする学生であればきっと興味を持つことを多くの人にご共有できればと存じております。

第三回目はバンドゥン(バンドン)の大学で日本語を学び、現在ジャカルタで働いている女性たちに関する記事です。(以上、執筆:KMG)

   Halo sahabat setia blog OMG KMG!

   Hari ini kita akan membawakan sebuah artikel hasil interview kami dengan dua orang wanita cantik yang berhasil mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan Jepang yang besar namanya lho! Kedua wanita cerdas ini tidak hanya berhasil untuk bekerja di perusahaan yang ternama tetapi juga berhasil mewujudkan mimpi dan ambisinya yang mereka miliki semenjak mereka SMA! Tidak hanya cerdas dan berprestasi, mereka juga punya pengalaman belajar di Jepang yang mau dibagikan dengan kita semua lho! Luar biasa ya,  bagaimana sih cerita dari kedua wanita ini? Dan siapa ya sebenarnya mereka ini? Yuk kita simak!    

Tamu acara Toyofuku kali ini

   Yak! Mereka adalah Sri Widyandari (kiri) dan Dede Saleha (kanan). Mereka sekarang bekerja di sebuah agency travel Jepang bernama HIS. Kami berhasil mendapatkan mewawancarai mereka pada hari Kamis, 8 November kemarin di restoran Gyoza favorit kita semua yaitu, Toyofuku!

Sri Widyandari, sedang bekerja di perusahaan Jepang di Jakarta

1. Sri Widyandari
   Wanita periang dan berbakat ini lulus dari Universitas Padjajaran jurusan Sastra Jepang di tahun 2017. Kegemaran Sri terhadap bahasa Jepang dan budaya Jepang dimulai sejak ia kecil. Didasari dengan hobinya suka menggambar manga dan membaca manga, ia memutuskan belajar otodidak bahasa Jepang saat SMP dan pada saat SMA, Sri memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Jepang.

   Sebelum lulus, Sri pernah bekerja sebagai seorang interpreter bahasa Jepang – Indonesia di sebuah perusahaan otomotif di Karawang. Tidak hanya unggul di area pekerjaan, Sri juga berhasil lulus mendapatkan JLPT N1 (ujian kemampuan bahasa Jepang yang paling tinggi) dan pergi belajar ke Daito Bunka University di Prefektur Saitama selama 1 tahun melalui program Monbukagakusho! Hebat ya!

Suasana di Toyofuku 01

   Itu bukan kala pertama Sri pergi ke Jepang. Sebelumnya, ia juga pernah mengikuti program Summer School di Waseda University selama dua bulan lho! Dan dia mendapat beberapa tunjangan hidup (jajan) dari program itu.

   Saat Sri ke Jepang, yang paling berkesan baginya adalah kebudayaan Jepang yang tertib dan teratur. Tapi di sisi lain, Sri juga kaget karena ternyata ada saja orang Jepang yang terlihat ‘menjaga jarak’ dengan orang asing yang belajar di Jepang seperti Sri. Untungnya, Sri punya banyak sahabat orang Jepang yang ia kenal maupun dari pihak sekolah ataupun internet yang menemani Sri selama di Jepang.

   Sri berpesan kepada setiap orang yang belajar bahasa Jepang, “kalau memang hobby, ya lanjutin aja. Itu kan yang bikin kalian happy”.

Dede Saleha, sedang bekerja di perusahaan Jepang di Jakarta

2. Dede Saleha

   Dede Saleha juga punya pengalaman yang tidak kalah menyenangkan. Wanita lulusan Sastra Jepang STBA YAPARI Bandung ini mendapatkan beasiswa untuk pergi field trip ke Jepang selama 2 minggu secara gratis melalui program Jenesys. Setelah mengalami banyak proses seleksi, hanya dua orang termasuk Dede yang berhasil lolos untuk mengikuti program itu dari kampusnya.

Suasana di Toyofuku 02

   Dede tinggal di daerah Yamanashi dan pergi ke beberapa tempat untuk belajar mengenai pendidikan, budaya dan teknologi Jepang. Waktu itu, Dede berangkat ke Jepang saat musim dingin, sekitar Januari – Februari. Walaupun dingin, tapi beruntung sekali Dede bisa melihat salju di Jepang.
Dede sebagai orang yang gemar belajar, ternyata termotivasi untuk masuk Sastra Jepang berawal dari hobinya yaitu membaca manga. Semasa SMP, Dede juga belajar bahasa Jepang secara otodidak, lho. Ketika ia memutuskan untuk mengambil sastra Jepang di masa SMA, Dede sudah bertekad untuk menjadi seorang interpreter yang handal, dan setelah lulus, Dede langsung menerima pekerjaan di PT. Harum Indah Sari Tours & Travel, keren banget!

Suasana di Toyofuku 03

   Dede juga punya pesan untuk kita yang mempelajari bahasa Jepang, “iya, lanjutin aja, karena apa yang ditakutin belom tentu terjadi kok”.

   Nah, walaupun sedikit yang ditulis, tapi menarik sekali ya bisa mengetahui perjuangan mereka sebagai pelajar bahasa Jepang. So, kita juga jangan mau kalah, teman-teman. Semoga artikel ini bisa memotivasi kalian untuk tidak menyerah belajar bahasa Jepang ya!

Teman-teman yang sudah menghadiri acara kali ini

Food Review

Toyofuku Abura Soba

   Abura Soba merupakan salah satu jenis makanan Jepang yang menggunakan Soba (Mie dari tepung gandum) sebagai bahan utamanya. Bedanya dengan menu Soba biasanya, Abura Soba tidak menggunakan kuah dalam penyajiannya. Melainkan kuah tersebut diganti vinegar atau bumbu lainnya. Pada Toyofuku sendiri Abura Soba disajikan dengan potongan daging cincang yang gurih, daun bawang, dan bawang goreng. Tekstur mie nya yang kenyal dan rasa dagingnya yang gurih menjadi daya tarik utama pada menu ini. Ukuran porsinya sendiri cukup banyak untuk mengenyangkan perut kosong yang kelaparan.  Abura Soba yang nikmat dan mengenyangkan ini dapat kalian santap dengan harga Rp. 42.000.

Kamaga-sensei, yang punya acara ini mau pulang

   Begitulah kisah Toyofuku minggu ini, Berikutnya kami juga kedatangan tamu yang tidak kalah menarik dari sebelumnya, selain itu kami juga ingin mereview salah satu menu menarik yang ada di Toyofuku yaitu Cheese Gyoza atau Gyoza Keju! Sampai bertemu lagi di artikel berikutnya!


Penulis:
Luna Fidelita, Mahasiswi Sastra Jepang BINUS University
Akhsel Ramadian, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University
Foto oleh:
Natalia Desianti, Mahasiswi Sastra Jepang BINUS University
Robert Goldneish, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University