Friday, December 21, 2018

Jepang Sharing 02 - 25 Oktober 2018 -

2018年10月ごろより定例となった、ハラールギョウザの美味しいお店にて行われている、私の現在一緒に日本語を学んでいる学生たち(BINUS大学)と、ジャカルタで働く知人・友人・元教え子(マラナタ大学)の集いを、今の教え子たちにお願いして記事にしてもらいました。
日本語や日本文化を大学で学んだ先輩たち(ゲスト)を呼んで、現在大学で日本語や日本文化を学んでいる学生たち(ホスト)が質問し、様々なことを聞きます。社会に出る前に何を学ぶべきなのか、大学卒業後はどういう道があるのか、日本語や日本文化を学ぼうとする学生であればきっと興味を持つことを多くの人にご共有できればと存じております。

第二回目は、バンドゥン(バンドン)や日本で工学を学ぶ、現在日系企業で活躍する日本語話者に関する記事です。(以上、執筆:KMG)

   Pada hari Kamis 25 Oktober 2018, temen-temen KFC (Kamaga Fujoshi Club, eh, salah, Kamaga Fans Club)  kumpul-kumpul lagi nih di restoran Gyoza halal terenak di Jakarta, yaitu  Toyofuku Gyoza yang terletak di Gandaria.  Memang sudah tradisinya KFC nih sehabis kuliah/ kerja nongkrong sambil ngobrol-ngobrol bareng dosen gaul (Kamaga-sensei, KMG-sensei) di Toyofuku Gandaria, memang yang ikut kebanyakan mahasiswa dari BINUS University, tapi kita juga selalu kedatangan dengan sahabat-sahabat Kamaga-sensei yang biasanya juga bawa sahabat-sahabatnya masing-masing sehingga suasana jadi semakin ramai dan seru.

Kamaga-sensei dan teman-teman yang lucu

   Tidak hanya Kamaga-sensei, pertemuan kali ini dihadiri beberapa mahasiswa Sastra Jepang BINUS University yaitu Sandy, Akhsel, Luna, Natalia, Adel, Nindya, dan Nun. Selain itu kami juga kedatangan dua tamu yaitu kak Dimas dan kak Aji. Keduanya memiliki pengalaman unik dengan bahasa Jepang. Kak Dimas sekarang bekerja sebagai konsultan disalah satu perusahaan Jepang, Sementara Kak Aji berkerja sebagai engineer di daerah ciputat. Keduanya merupakan alumni mahasiswa ITB yang datang ke pertemuan ini untuk sharing pengalaman mengenai perkerjaan mereka dan kehidupan di Jepang.

Suasana di acara 01

   Perjalanan kak Dimas sampai bisa fasih berbahasa Jepang tidaklah mudah. Pada masa SMA dengan modal bahasa Jepang yang sedikit ia mengikuti tes Monbukagakusho (beasiswa pemerintah Jepang) dengan harapan bisa belajar di Jepang. Namun usahanya pada saat itu gagal. Tidak menyerah disini ia mencoba lagi di tahun berikutnya dan akhirnya berhasil lolos. 

Suasana di acara 02

   Selama di Jepang ia belajar bahasa Jepang selama satu tahun di Tokyo, lalu dilanjutkan dengan mengikuti program D3 Electronic Control di Tottori Yonago College selama 3 tahun. Bagi yang belum tahu Provinsi Tottori terletak di bagian barat Jepang tepatnya arah barat laut dari Osaka. Provinsi Tottori sendiri terkenal dengan wisata gumuk pasirnya.

Suasana di acara 03

   Selama belajar di Yonago, kelas kak Dimas berisi sekitar 40 orang, dimana ia merupakan satu-satunya warga Negara asing yang berada di kelasnya. Agar dapat beradaptasi dan mengenal tentang Jepang lebih dekat, kak Dimas didampingi oleh 1 mentor mahasiswa Jepang yang mengenalkan berbagai budaya Jepang. Sepulang dari Jepang, kak Dimas aktif dalam mengikuti event budaya Jepang di Indonesia.

suasana di acara 04

   Sementara tamu yang satu lagi kak Aji walaupun tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa Jepang, kemampuan berkomunikasi bahasa Jepangnya bias dibilang lumayan oke. Hal ini ia peroleh dengan menjalani hobinya yaitu mendengarkan dan menyanyikan lagu Jepang. Setiap kak Aji  menemukan lagu yang disuka, ia menulis lirik dan mencari lagu tersebut agar lebih mudah memahami dan menyanyikan lagu tersebut. Kak Aji sendiri memiliki band musik yang sering meng-cover lagu-lagu Jepang. Hasil dari hobi yang ditekuni kak Aji ini lah yang membuat ia sekarang bisa berkomunikasi dengan bahasa Jepang. 

suasana di acara 05

   Pesan dari tamu kita kali ini adalah “Bahasa bukan untuk dipelajari tapi untuk dipakai”. Jadi bagi kalian yang sedang belajar bahasa Jepang ataupun bahasa asing lainnya, alangkah baiknya kalian meng-aplikasikan bahasa yang kalian pakai dalam kehidupan sehari-hari supaya semakin jago. Contohnya seperti kak Aji yang berhasil mengembangkan ilmu bahasanya dengan melakukan apa yang ia gemari.

Food review:

Toyofuku Gyoza
   Menu kali ini yang kami ingin review salah satu makanan yang menurut kami menu yang menjadi trademark dari Toyofuku, apalagi kalau bukan Toyofuku original Gyoza  . sangat patut dicoba ketika datang ke Toyofuku. Gyoza yang satu ini berisi daging ayam dan sayuran lalu dibalut dengan kulit yang terbuat dari tepung terigu yang dipanggang. Jadi buat temen-temen yang muslim ga usah khawatir nih, karena dijamin 100% halal!!  Tekstur dari Gyoza ini sendiri renyah diluar dan lembut didalam. Walaupun terlihat kecil, 1 porsi Gyoza ini dapat mengenyangkan perut kalian. Jangan lupa juga menggunakan shoyu dan rayu (minyak cabai Jepang) agar Gyoza terasa lebih nikmat di mulut.

Gyoza Original (Halal) di Toyofuku Gandaria

   Satu porsi Gyoza isi 5pcs dijual seharga Rp.25. 000. Sementara untuk yang 12pcs harganya Rp.45. 000, harga yang menurut kami cukup terjangkau kalau dihitung dari segi porsi dan kualitas rasanya.  Selain Toyofuku Gyoza terdapat juga menu Gyoza lainnya seperti Gyoza keju, Gyoza negi, dan sebagainya. Selain Gyoza ada juga menu hidangan Jepang seperti Ramen atau Abura Soba. 

Gyoza Negi (Halal) di Toyofuku Gandaria

   Sesi sharing Gathering KFC yang pertama cukup sampai disini, tapi tenang aja buat temen-temen yang masih mau ikutin cerita KFC, karena tentunya akan ada kelanjutannya lagi, plus kita juga akan review menu yang lain nih selain original gyouza nya, karena di Toyofuku masih ada banyak sekali makanan-makanan yang gak kalah enak!!! Sampai jumpa!!!


Penulis:
Akhsel Ramadian, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University
Sandy Saputra, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University 
Foto oleh:
Natalia, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University