日本語や日本文化を大学で学んだ先輩たち(ゲスト)を呼んで、現在大学で日本語や日本文化を学んでいる学生たち(ホスト)が質問し、様々なことを聞きます。社会に出る前に何を学ぶべきなのか、大学卒業後はどういう道があるのか、日本語や日本文化を学ぼうとする学生であればきっと興味を持つことを多くの人にご共有できればと存じております。
第四回目は、ジャカルタや日本で日本語を学び、現在日系企業で働く男性についての記事です。(以上、執筆:KMG)
Kembali
lagi dengan acara rutin Kamaga-sensei dan murid-muridnya tercinta, yaitu
bincang makan malam di Toyofoku Gandaria, bagi kalian yang bisa berbahasa
Jepang dan ingin membagikan pengalaman menariknya ketika di Jepang atau bekerja
di perusahaan Jepang, kalian bisa ikut kami berbagi cerita sambil menyantap
makanan-makanan ala Jepang yang ada di Toyofuku Gandaria.
Kali
ini kita kedatangan tamu yang tidak kalah asik nih sama tamu-tamu yang
sebelumnya, nama salah satu sahabat Kamaga-sensei ini adalah kak Alexander Liga.
Pria lulusan STBA LIA ini sekarang sedang bekerja di Soda Nikka Co., Ltd. Jakarta
Representative office, beliau juga memiliki pengalaman bekerja di negeri
sakura. Jadi sudah tidak perlu ditanya lagi soal kemampuan bahasa Jepang nya.
Alex, sedang bekerja di perusahaan Jepang |
Sebelum
kuliah di STBA LIA, kak Alex sebenarnya mendapat kesempatan untuk kuliah
jurusan teknik elektro di Jepang setelah lulus dari SMA, akan tetapi rencana
tersebut terpaksa dibatal karena terjadi bencana gempa di Jepang pada saat itu.
Hal
ini membuat kak Alex berencana masuk ke Sastra Jepang BINUS Univesity,
tapi rencana tersebut juga batal karena pendaftaran pada saat itu sudah ditutup
dan kak Alex harus menunggu sampai tahun berikutnya jika masih ingin kuliah di BINUS University.
Suasana di Toyofuku Gandaria |
Pada
akhirnya kak Alex memutuskan untuk belajar bahasa Jepang di STBA LIA, Selama kuliah,
kak Alex banyak mendapat pengalaman berorganisasi dan mendapat
kesempatan/beasiswa untuk belajar di Kanda University of International Studies yang berlokasi di
Jepang. Kak Alex menggunakan kesempatan ini untuk mengasah kemampuan berbahasa
Jepangnya dan menambah banyak koneksi dengan pelajar Jepang dan pelajar asing
di universitas.
Suasana di Toyofuku Gandaria |
Ooo
iya!! sebelum saya lupa, program beasiswa di STBA LIA ini sebenarnya berlaku
untuk siswa semester 7, tapi kak Alex terpilih saat masih semester 5, hal ini
membuktikan bahwa kak Alex memang memiliki skill bahasa Jepang yang
diakui sangat baik. Selama study abroad, kak alex menekuni di bidang
bahasa dan budaya Jepang, satu kelas bersama mahasiswa Jepang dan mahasiswa
asing.
Untuk
menambah pengalaman, kak Alex juga sempat mengambil part-time job di sebuah convinience
store (Ministop) di Jepang. Pekerjaan part-time job ini yang membuat kak Alex terbiasa berhadapan dengan
berbagai orang Jepang, apalagi dengan budaya kerja Jepang yang disiplin
mengharuskan pegawai untuk harus selalu sopan dan sabar ketika melayani
berbagai macam tamu.
Suasana di Toyofuku Gandaria |
Kembali ke Indonesia, kak Alex melanjutkan
kuliah nya sambil bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan Jepang yang bergerak
di bidang entertainment yang bernama Yoshimoto Kreatif Indonesia. Selama
bekerja di Yoshimoto Kreatif Indonesia, kak Alex menjadi pendamping sekaligus manager para talenta dari Jepang yang
ingin berkarya di Indonesia. Salah satu bintangnya yang munkin kalian kenal
adalah Hiroaki Kato (penyanyi asal Jepang yang sekarang ini berkarya di
Indonesia). Setelah lulus dari STBA LIA, kak Alex memutuskan untuk bekerja di
SMILE Hotel (Tokyo, Nihonbashi) sebagai front staff /receptionist selama
satu tahun, dan kemudian pada tahun 2016 berpindah ke SODA NIKKA, sebuah Trading
Company di Jepang. Selama bekerja di SODA NIKKA, kak Alex mengalami 3 kali
rotasi Job desk, karena memang beberapa perusahaan di Jepang menerapkan
sistem tersebut agar karyawannya memiliki pengalaman di berbagai bidang
pekerjaan. Divisi yang pertama di tempati kak Alex adalah Overseas Group
sejak November 2016 sampai Agustus 2018 ( + 9 bulan).
Suasana di Toyofuku Gandaria |
Tugas
kak Alex saat berada di Overseas Group adalah mencari info-info mengenai
supplier dan bertemu langsung dengan klien di negara-negara lain.
Setelah itu, kak Alex dipindahkan ke Packaging selama 8 bulan (April
2018), dimana kak Alex ditugaskan untuk mempelajari proses mengenai Packaging
produk-produk perusahaan. Dan yang terakhir, kak Alex dipindahkan ke Jakarta
Representative office sampai saat ini.
Alex dan teman-teman yang menghadiri acara kali ini |
Pada akhir acara, kak
Alex menyampaikan pesan penting untuk para mahasiswa yang sedang belajar bahasa
Jepang yaitu perluaslah pergaulan. Selain belajar, menjadi sosok yang dikenal
oleh banyak orang dapat memisahkan kalian dari arus deras para mahasiswa lain
yang mencari pekerjaan idamannya. Teman yang biasa bermain bersama mungkin bisa
menjadi penyelamat kalian ketika mencari kerja ataupun sebaliknya ketika kalian
membutuhkan seseorang untuk mengerjakan ambisi kalian. Jadi jangan lewatkan
kesempatan unuk berkenalan dengan orang-orang baru. Akan tetapi perlu diingat,
segala hal yang berlebihan tidaklah baik, kendalikan juga pergaulan kalian agar
tidak berubah menjadi hal yang tidak diinginkan.
Food Review :
Toyofuku Cheese Gyoza |
Sebelumnya kami sudah
pernah me-review Toyofuku Gyoza yang
nikmat dan gurih pada artikel-artikel sebelumnya, kali ini kami akan
memperkenalkan menu Gyoza lainnya yang dijual pada Toyofuku Gandaria. Menu itu
adalah Cheese Gyoza. Sama seperti Toyofuku Gyoza, Cheese Gyoza merupakan adonan ayam dan sayuran yang dibalut dengan
adonan tepung.
Toyofuku Cheese Gyoza |
Perbedaannya adalah
setelah dipanggang, Gyoza ini ditabur
dengan keju lalu dibakar sampai lumer sehingga melekat dengan kulit Gyoza. Rasa kejunya sendiri bikin nagih
dan bikin mulut ingin terus mengunyah kulit gurih Gyoza yang sudah dilumeri keju tersebut. 1 porsi Cheese Gyoza berisi 5pcs berharga
Rp.35.000. Karena memang rasanya yang bikin nagih, Kami biasanya memesan Cheese Gyoza lebih dari 1 porsi agar
rasa ketagihan kami terpenuhi.
Mabo Tahu |
Nah, Sampai sini dulu.
Bagi para pecinta nasi, berikutnya kami ingin me-review menu-menu Toyofuku yang cocok ditemani oleh semangkuk nasi
hangat. Seperti Teba Kara (Sayap ayam
dengan bumbu pedas) atau Mabo Tahu (Tahu dengan kuah kental pedas).
Penulis:
Sandy Saputra, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University
Akhsel Ramadian, Mahasiswa Sastra Jepang BINUS University
Foto oleh:
Natalia Desianti, Mahasiswi Sastra Jepang BINUS University